MAKALAH
BIOKIMIA 1
ASAM AMINO
Disusun oleh :
Silfia Emilda Dasmir
RRA1C109001
Dosen Pengampu :
Dra.M.Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes.
Indriyani, S.Pd., M.PdI
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Diantara banyak fungsi yang harus dipenuhi oleh asam amino dalam sel hidup, terdapat fungsi sebagai unit monomer untuk membangun rantai polipeptida protein. Sebagian besar protein mengandung 20 buah asam amino L-α-amino yang sama dalam proporsi yang beragam. Di samping itu, banyak protein khusus yang juga mengandung asam L-α-amino yang diturunkan dari sebagian di antara ke-20 asam amino tersebut.
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi dan sifat-sifat biologis protein sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ASAM AMINO
1.1 Pengertian
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Gugus karboksil ini memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino pembentuk protein akan saling berikatan dengan ikatan peptida, sehingga dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptida.
Rumus umum asam amino :
Secara umum, pada asam amino sebuah atom C mengikat empat gugus yaitu : gugus karboksil, gugus amina, satu buah atom hydrogen dan satu gugus sisa (rantai samping, gugus –R). Rantai samping pada asam amino (gugus –R) yang berbeda-beda pada asam amino menentukan struktur, ukuran, muatan elektrik dan sifat kelarutan dalam air.
1.2 Ciri-ciri Asam Amino
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu unit penyusun protein.
Asam amino mempunyai ciri sebagai berikut:
v Senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina.
v Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
v Keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
v Mengandung gugus amina yang bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama.
1.3 Struktur Asam Amino
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan. Satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent, yaitu:
v gugus amino,
v gugus karboksil,
v satu atom H dan
v rantai samping (gugus R)
Berikut gambar struktur Asam amino:
2. SIFAT-SIFAT ASAM AMINO
Asam amino bersifat amfoter, karena mengandung gugus amina yang bersifat basa dan gugus karboksil yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Asam amino ini mempunyai momendipol yang besar, sehingga mereka kurang bersifat asam dibandingkann asam karboksilat.
Asam amino bersifat antara asam lemah dan basa lemah, maka ia akan terionisasi diantara asam dan basa dalam larutan berair, yang disebut Amfoterik. Senyawa-senyawa amfoterik akan bereaksi dengan asam ataupun basa dan membentuk garam.
Ø Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut dalam pelarut non-polar. Titik leburnya yang relatif tinggi (diatas 200*C) menyatakan adanya gugus-gugus yang bermuatan yaitu energi tingi yang diperlukan untuk memecahkan ionik yang mempertahankan kisi-kisi kristal
Ø Bersifat sebagai elektrolit.
3. KLASIFIKASI ASAM AMINO
Terdapat 2 jenis asam amino berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya, yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis didalam tubuh, tetapi diperoleh dari luar misalnya melalui makanan( lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin). Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh melalui perombakan senyawa lain.
Klasifikasi asam amino dapat dilakukan berdasarkan rantai samping (gugus –R) dan sifat kelarutannya didalam air. Berdasarkan kelarutan didalam air dibagi atas asam amino hidrofobik dan hidrofilik (klasifikasi dapat dilihat pada bagian struktur asam amino). Berdasarkan rantai sampingnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Dengan rantai samping alifatik (asam amino non polar) : Glisin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin.
- Dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil (OH), (asam amino polar) : Serin, Treonin, Tirosin.
- Dengan rantai samping yang mengandung atom sulfur (asam amino polar) : Sistein dan metionin.
- Dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amidanya(gugus R bermuatan negative) : Asam aspartat, Aspargin, Asam glutamate, Glutamin.
- Dengan rantai samping yang mengandung gugus basa (gugus R bermuatan positif): Arginin, lisin, Histidin
- Yang mengandung cincin aromatic : Histidin, Fenilalanin, Tirosin, Triptofan.
- Asam imino : Prolin.
Asam amino dapat diklasifikasikan berdasarkan:
- Gugus R (rantai samping)
- Sifat-sifat (seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar, ada/tidaknya gugus terionisasi)
3.1 Berdasarkan Kepolarannya, asam amino dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
3.1.1 Asam amino nonpolar
Asam amino nonpolar, memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
— Memiliki gugus R alifatik
— Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu asam amino biasa terdapat di bagian dalam protein.
— Prolin berbeda dgn asam amino siklis. Tapi punya banyak kesamaan sifat dgn kelompok alifatis ini.
— Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid.
— Contoh: Glisin, alanin, valin, leusin dan prolin
3.1.2 Asam amino polar
Asam amino polar memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki gugus R yang tidak bermuatan,
1. Bersifat hidrofilik sehingga mudah larut dalam air,
2. Cenderung terdapat di bagian luar protein,
3. Sistein berbeda dgn yg lain, karena gugus R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide
4. (-S-S-) sistin (tidak termasuk dalam asam amino standar karena selalu terbentuk dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)
5. Contoh: Serin, threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
3.2 Berdasarkan muatan gugus R, asam amino dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
3.2.1 Asam amino dengan gugus R bermuatan positif
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif memiliki cirri sebagai berikut:
— Lisin, arginin, dan histidin
— Mempunyai gugus yg bersifat basa pada rantai sampingnya
— Bersifat polar yang terletak di permukaan protein dapat mengikat air.
— Histidin mempunyai muatan mendekati netral dibanding
— lisin à gugus amino
— arginin à gugus guanidino
3.2.2 Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif
Asam amino dengan gugus R bernuatan negatif memiliki ciri sebagai berikut:
— Aspartat dan glutamat
— Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya sehingga bermuatan (-) / pada pH 7
3.3 Berdasarkan gugus R aromatik, asam amino diklasifikasikan sebagai berikut :
Asam amino yang diperhatikan berdasarkan gugus R aromatic memiliki cirri sebagai berikut:
— Memiliki gugus R alifatik
— Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu asam amino biasa terdapat di bagian dalam protein.
— Prolin berbeda dgn asam amino siklis. Tapi punya banyak kesamaan sifat dgn kelompok alifatis ini.
— Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid.
— Contoh: Glisin, alanin, valin, leusin dan prolin
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger. 1982. Dasar_dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta. Erlangga
Martoharsono,soeharsono,IR. 1975. BIOKIMIA Jilid 1. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Press
Montgomery,rex,et al. 1993. BIOKIMIA Suatu pendekatan berorientasi kasus Jilid 1 Edisi 4. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
Montgomery,rex,et al. 1993. BIOKIMIA Suatu pendekatan berorientasi kasus Jilid 2 Edisi 4. Yogyakarta. Gajah Mada University Press