Aku menyebutnya sebuah harapan
Aku tertarik pada lebarnya pundak itu
Aku terjebak pada sebuah kontak hati
Aku menyebutnya kanda
Bukan karena tampannya
Bukan karena tubuhnya
Bukan karena wanginya
Bukan karena manis senyumannya
Hanya karena hati tak berkutip
Hanya karena mematung pandang saja
Hanya karena darah mengamuk, jantung
berdebar
Hanya karena itu
Aku mulai tertarik melirik hatinya
Aku mulai percaya ada hati yang bermain
disudut pandang
Aku mulai menyadari bahwa aku jatuh
cinta
Aku mulai, dengan sebutan kanda
Meskipun tak sebentar, tapi ia ada
Meskipun sulit terlupa, tapi ia pernah
Meskipun banyak duka, tapi ada suka
Meskipun tak berujung, tapi masih ada
harapan
Karena aku menyukainya
SED